SIGNALBERITA.COM – Apakah penjahat sama dengan pahlawan? Siapa pun yang mendapat pertanyaan ini hampir pasti akan menjawab “tidak”. Penjahat bukan pahlawan.
Penjahat adalah musuh pahlawan. Pada dasarnya Penjahat adalah mereka yang melakukan kejahatan dan bertindak secara immoral. Sementara pahlawan merepresentasikan kebaikan dan keberanian. Penjahat bertindak kejam atau jahat yang menyebabkan kerusakan. Sebaliknya, pahlawan melakukan tindakan kebajikan yang dengan penuh keberanian berjuang demi kemuliaan.
Sayangnya, dalam kehidupan nyata, batas antara penjahat dan pahlawan tidak selalu hitam-putih. Apa yang disebut tindakan kepahlawanan—tindakan bajik untuk mencapai kemuliaan—sangat tergantung pada sudut pandang. Bayangkan, ada satu kelompok mafia yang selama bertahun-tahun melakukan kejahatan: mencuri, merampok, sampai membunuh. Dalam menjalankan aksinya, mereka saling menjaga, saling menolong, memastikan kesejahteraan keluarga anggota-anggota mafia itu. Mereka hidup seperti keluarga, di mana kesakitan satu orang adalah kesakitan bersama. Semua itu terjadi karena keteladanan, ketegasan, dan kepemimpinan sang ketua mafia.
Selama bertahun-tahun mereka berperang menghadapi polisi yang berusaha menegakkan keamanan dan melindungi masyarakat dari kejahatan mereka. Dalam pertarungan mafia melawan polisi ini, tanyakan pada anggota mafia: siapa pahlawan mereka? Pimpinannya atau polisi? Ajukan pertanyaan yang sama ke anggota polisi dan keluarganya.
Dalam keseharian, penjahat dan pahlawan sering kali hanya persoalan perspektif. Label yang kita pasang acap kali bergantung dari mana sebuah kisah di narasikan atau pengalaman apa yang pernah kita alami. Konsep “penjahat” dan “pahlawan” di bentuk oleh sudut pandang, latar belakang, dan pengalaman seseorang.
Apa yang membuat seseorang di sebut pahlawan, bisa saja oleh kelompok lain di anggap penjahat. Dalam banyak kisah, tokoh protagonis dan antagonis di bangun berdasarkan sudut pandang pencerita. Seseorang yang di anggap pahlawan bisa jadi adalah penjahat bagi musuhnya. Sebaliknya, orang yang di sebut penjahat bisa jadi adalah pahlawan di mata kelompoknya. Seseorang di sebut antagonis bukan karena ia membela sesuatu yang salah, tetapi karena yang ia perjuangkan berlawanan dengan tujuan protagonis. Menjadi protagonis atau antagonis hanyalah soal dari mana ia di pandang.
Sejarah di penuhi figur-figur yang reputasinya tergantung siapa yang mengisahkannya. Seseorang bisa di puja sebagai pahlawan oleh kelompoknya, tapi di anggap penjahat oleh lawannya. Tidak perlu jauh-jauh menyebut William Wallace yang di agungkan sebagai pahlawan oleh bangsa Skotlandia, tapi di anggap penjahat-pemberontak oleh Inggris. Bahkan Sukarno, Proklamator kita, pun di anggap penjahat oleh Belanda.
Gambaran serupa bisa di pantulkan pada pemimpin politik: bisa di agungkan sebagai pahlawan oleh para pendukungnya, tapi bisa jadi adalah penjahat kelas kakap di mata musuhnya. Ini menunjukkan bahwa garis pemisah antara pahlawan dan penjahat hanya setipis kulit ari.
Beberapa film mengangkat tema ambiguitas pahlawan-penjahat ini dengan sangat baik. Misalnya, Joker (2019) yang di bintangi Joaquin Phoenix. Film ini berhasil menjungkirbalikkan pandangan kita tentang siapa penjahat dan siapa pahlawan. Penonton di arahkan untuk berempati pada tokoh yang secara tradisional di anggap sebagai penjahat. Tokoh ini di letakkan dalam sebuah situasi di mana tindakan-tindakannya adalah sebuah pilihan yang tak terhindarkan. Pandangan moral tidak hanya direlativisasi, tapi bahkan dibalik untuk membenarkan sebuah kejahatan dan menjahatkan sang pahlawan.
Memahami peran perspektif dalam label penjahat dan pahlawan membuat kita berpikir kritis. Pemahaman ini tidak hanya mendorong kita keluar dari label-label sederhana, tapi membantu kita untuk berefleksi tentang nilai moral kita sebagai sebuah bangsa. Ini juga akan mengingatkan kita bahwa penjahat hari ini mungkin saja adalah pahlawan di masa depan, atau sebaiknya, tergantung pada bagaimana ia dikisahkan.***
Tulisan ini terbit lebih dulu dengan judul yang sama di: https://www.arina.id/perspektif/ar-an5zq/pahlawan-dan-penjahat

















