SIGNALBERITA.COM – Di tengah terik gurun dan jejak panjang bara konflik, satu deklarasi mengguncang lanskap politik dunia: gencatan senjata Israel-Hamas resmi di teguhkan, dan Donald Trump muncul sebagai juru warta perdamaian.
Usai pertukaran sandera dan tahanan yang berlangsung dramatis, para pemimpin regional berkumpul di Mesir. Di sanalah Trump, di temani perwakilan Qatar, Turki, dan tuan rumah Presiden Abdel Fattah al-Sisi, menandatangani deklarasi yang di sebutnya sebagai tonggak sejarah.
“Ini adalah hari luar biasa bagi dunia, hari luar biasa bagi Timur Tengah,” ucap Trump di hadapan lebih dari dua lusin pemimpin dunia. Ia menegaskan, “Kita telah mencapai sesuatu yang sebelumnya di anggap mustahil. Akhirnya, kita memiliki perdamaian di Timur Tengah.”
Panggung Diplomasi di Dua Negara
Sebelum mendarat di Sharm el-Sheikh, Trump terlebih dahulu mampir ke Yerusalem. Ia berbicara di parlemen Israel dan memuji Benjamin Netanyahu, seolah merangkum bab panjang kemitraan keduanya. Dari sana ia terbang menuju Sinai, membawa narasi penutup perang yang telah membakar perasaan dunia selama dua tahun terakhir.
Deklarasi yang lahir di pesisir Laut Merah itu memuat komitmen “mewujudkan visi perdamaian, keamanan, dan kemakmuran bersama di kawasan,” sembari mengapresiasi upaya menuju perdamaian permanen di Gaza. Presiden Sisi menyebutnya sebagai penanda akhir “babak menyakitkan dalam sejarah kemanusiaan” dan jembatan menuju solusi dua negara.
Sandera Pulang, Tahanan Bebas
Dalam kesepakatan yang menyelimuti kawasan dengan udara haru, Hamas membebaskan 20 sandera terakhir yang masih hidup. Sebagai kompensasi, Israel melepas 1.968 tahanan, mayoritas warga Palestina.
“Bagi banyak keluarga, sudah bertahun-tahun mereka tidak merasakan kedamaian sejati,” ujar Trump di parlemen Israel, di sambut tepuk tangan bergelombang. “Mimpi buruk panjang dan menyakitkan ini akhirnya berakhir, tidak hanya bagi warga Israel, tapi juga bagi Palestina.”
Sorak, tangis, dan pelukan menari di jalan-jalan. Di Tel Aviv, keluarga menjerit bahagia menyambut kepulangan orang-orang yang semula di yakini tak akan kembali. Ramallah dan Khan Yunis, kerumunan menjemput para tahanan dengan tabuhan, air mata, dan bendera.
Di Ujung Gerbang Baru
Meski euforia menjalar, teka-teki masa depan belum seluruhnya luruh. Hamas tak kunjung menyatakan kesediaan melucuti senjata. Israel pun belum memastikan penarikan penuh pasukan dari Gaza. Namun Trump memilih bahasa harapan.
“Langkah selanjutnya sudah dimulai,” katanya di Sharm el-Sheikh, seolah mengunci optimisme di tengah ruang yang masih retak.
Untuk sementara, dentum meriam berhenti. Dunia menoleh, Timur Tengah menunggu: apakah ini lembar baru, atau hanya jeda sebelum babak berikutnya? (TIM)