JAKARTA, SIGNALBERITA.COM – Di tengah kemajuan teknologi digital yang memudahkan transaksi keuangan, ancaman kejahatan siber justru semakin kompleks. Modus penipuan kini tak hanya berupa pesan berantai atau tautan jebakan, tetapi juga panggilan palsu yang memanfaatkan manipulasi psikologis dan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Penipu digital disebut kian lihai meniru identitas, bahkan suara orang yang dikenal korban, demi menggali informasi rahasia perbankan. “Kini pelaku bisa berpura-pura menjadi petugas bank atau kerabat dekat. Mereka menggunakan suara sintetis yang sangat mirip dengan aslinya,” kata seorang pengamat keamanan siber, Jumat, 31 Oktober 2025.
Menanggapi meningkatnya ancaman tersebut, Bank Mayapada mengimbau seluruh nasabah untuk meningkatkan kewaspadaan. Bank menegaskan tidak pernah meminta data sensitif nasabah, seperti PIN, OTP, CVV, maupun password aplikasi perbankan dengan alasan apa pun.
“Nasabah di ingatkan untuk tidak membagikan data pribadi, bahkan jika pihak yang menghubungi mengaku dari Bank Mayapada. Kami tidak akan meminta data melalui telepon, pesan singkat, atau tautan digital,” tulis manajemen Bank Mayapada dalam situs resminya, di kutip dari bankmayapada.com/id/info-tips/waspada-lindungi-diri-dari-penipuan-digital.
Bank juga mendorong nasabah agar segera melapor ke call center resmi apabila menerima permintaan mencurigakan yang mengatasnamakan pihak bank. Langkah itu penting untuk mencegah kebocoran data dan potensi kerugian finansial.(Tim)








