SENGETI, SB – Kendati sudah mulai masuk musim penghujan. Namun, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih menjadi ancaman bagi Kabupaten Muaro Jambi.
Hingga saat ini pemerintah daerah belum mencabut status siaga darurat karhutla dan memilih untuk tetap menyiagakan Satgas Karhutla hingga 2 November 2025.
Keputusan ini di ambil karena masih terdapat sejumlah wilayah yang belum di guyur hujan secara merata. Suhu udara yang bertahan di atas 30 derajat Celcius juga memperbesar potensi terjadinya kebakaran, terutama di kawasan gambut yang rawan terbakar.
Berdasarkan data terbaru BPBD Muaro Jambi, sepanjang tahun ini sedikitnya 273,75 hektare lahan telah terbakar. Kebakaran tersebar di tujuh desa, yaitu Desa Gambut Jaya, Talang Duku ,Sekernan ,Lopak Alai, Suko Awin Jaya,Pematang Gajah dan Desa Bakung.
Lahan yang terbakar sebagian besar berada di kawasan perkebunan rakyat dan lahan gambut, yang sangat rentan terhadap api di musim peralihan seperti saat ini.
“Kami masih siagakan posko utama dan personel satgas. Tim harus bisa bergerak cepat jika terjadi kebakaran baru,” tegas Anari Hasiholan Sitorus, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Muaro Jambi.
Pihaknya masih melakukan evaluasi secara berkala, sambil menunggu kondisi cuaca benar-benar stabil dan curah hujan merata di seluruh wilayah kabupaten.
Meskipun musim hujan telah tiba, potensi karhutla tetap tinggi di daerah-daerah yang belum menerima hujan signifikan. Masyarakat di imbau untuk tidak melakukan pembakaran lahan.(Gda)