KERINCI, SB – Kondisi infrastruktur dan kolam ikan milik Pemerintah kabupaten yang dulunya disebut Balai Benih Ikan (BBI), kini sudah berganti nama menjadi Balai Perikanan Air Tawar (BPAT), di desa di Desa Talang Kemulun, Kecamatan Danau Kerinci, Kerinci, cukup memprihatinkan.
Pantauan dilokasi Kolam Benih Ikan yang merupakan milik Pemerintah kabupaten Kerinci ini, terlihat banyak yang sudah rusak yakni bocor dan belasan kolam yang tidak produktif pun terlihat sudah dipenuhi dengan rumput didalamnya. Tidak hanya kolam bangunan UPTD yang sudah dibangun bersumber dari APBN tersebut sudah rusak.
Kepala UPTD BPBAT Dinas Perikan dan Ketahanan Pangan, Kerinci, Darul, saat dikonfirmasi, mengatakan bahwa Kolam ikan tersebut sudah lama tidak lakukan pemeliharaan, sehingga banyak bangunan kolam yang rusak. Karena lantaran tidak ada anggarannya.
“Jumlah kolam yang masih kita fungsikan sekitar 40 unit kolam. Untuk tidak produktif belasan kolam lah,”jelasnya.
Dia menyebutkan kerusakan kolam milik Pemerintah kabupaten Kerinci ini, mulai dari dinding kolam yang sudah bocor, drainase yang tidak berfungsi dan pagar kolam yang jebol akibat sudah termakan usia dan tidak ada perawatan.
“Karena tidak ada biaya pemeliharaan. Kalau kita ajukan untuk anggarannya tapi tidak setujui. Jadi kita cuma manfaatkan kolam yang sudah ada saja untuk saat ini,”ujarnya.
Sedangkan untuk target Pendapatan Asli Daerah (PAD), lanjutnya, pada tahun 2023 Pemkab Kerinci menargetkan PAD dari Kolam ikan di Talang Kemulun ini sebesar Rp 100 juta per tahunnya.
“Target ini turun dari tahun 2022 lalu, kalau tahun lalu itu targetnya Rp 200 juta. Ini disebabkan karena banyak kolam yang tidak produktif maka diturunkan,”sebutnya.
Disinggung soal produksi ikan, dia mengatakan bahwa untuk ketersediaan bibit kita terpenuhi namun yang menjadi kendala adalah pemasaran bibit ikannya. “Kelompok sudah tidak ada, yang beli bibitnya itu dari warga umum. Sedangkan induknya pun tidak bisa menjual,”bebernya.
“Ketersediaan Induk saat ini Ada sekitar 5 paket satu paket itu 400 ekor induk, untuk produksi bibit kita tidak khawatir tinggal pembeli yang sepi. Untuk bibit saat ini masih tersedia sekitar 100 ribu ekor,”pungkasnya.(Fra)




















